Tak kurang 22 desainer dari berbagai daerah di Indonesia turun dalam peragaan busana bertajuk Ecoprint Fashion Trend yang dipusatkan di Sleman City Hall, Yogyakarta, Selasa petang, 30 Agustus 2022.
Ecoprint sendiri merujuk sebuah teknik mencetak motif dan warna kain yang diambil dari bahan alami seperti daun dan ranting berbagai macam pohon untuk dicetak di atas kain polos.
Karya-karya kain motif para desainer yang tergabung dalam Ikatan Designer Ecoprint Indonesia (IDEindonesia) itu sukses memikat para pecinta fashion berbagai daerah berdatangan demi melihat langsung karya-karya busana ramah lingkungan.
Para desainer yang terlibat dalam perhelatan itu sendiri tak hanya dari Yogyakarta.
Tapi juga Bangka Belitung, Cirebon, Jakarta, Jombang, Surabaya, Tuban, Purwokerto, Tulungagung hingga Malang.
Tak sekadar menjadi magnet kunjungan pecinta fashion ke Yogyakarta, namun event ini menjadi wadah pegiat fashion lokal makin percaya diri untuk bersaing ke pasar mancanegara setelah surut lama akibat pandemi Covid-19.
“Melihat antusias masyarakat yang datang, kami kian optimis untuk memamerkan dan memasarkan karya kami ke pasar Eroba yang dijadwalkan Oktober 2022 nanti, semangat kami semakin besar,” kata salah satu desiner yang juga pelaku UMKM bidang fashion asal Cirebon Jawa Barat, Yuli Hastuti.
Pendiri label Swarna Alam itu mengatakan pelaku UMKM seperti dirinya, sangat membutuhkan kegiatan seperti itu digelar lebih intens untuk menanamkan keyakinan atas karya yang dibuat.
Yuli mengungkap salah satu negara Eropa yang akan disambanginya untuk pameran Oktober mendatang yakni Inggris, persisnya Kota London.
“Sebagai langkah awal di London ini saya telah mencoba mengembangkan produk ecoprint menjadi produk tas, topi dan jaket,” tutur Yuli Hastuti.
Yuli mengaku telah mendapatkan sponsor untuk bisa bertolak dan berpameran ke London dalam event itu.
Sponsor Yuli ke Eropa seperti dari PT Biri Biri Aliyah asal Medan dan investor asal Singapura.
“Untuk fashion show serta ekspor ke Eropa nanti kami akan siapkan desain dan pewarnaan khusus, yang menyesuaikan kultur di sana,” kata dia.
Yuli menuturkan awal mula mulai menggeluti desain ecoprint yang membawa usahanya bangkit lagi.
Usaha fashion yang dirintisnya nyaris jatuh akibat pandemi Covid 19 berkepanjangan sejak wal tahun 2020.
“Saat terpuruk akibat Covid-19 itu kami sempat pesimis, namun kemudian kami melihat produk kain motif ecoprint ramah lingkungan yang sepertinya menjual,” kata dia.
“Ternyata saat coba ditawarkan ke pasar tanah air, peminatnya banyak hingga usaha itu terus dikembangkan,” kata Yuli yang berkat ketekunannya terpilih sebagai anggota wira usaha asuhan Bank Indonesia Cirebon itu.
Sponsor Yuli, Yusi Ismayasari yang juga Direktur PT Biri Biri Aliyah dari Medan mengaku tertarik dengan kegigihan pelaku UMKM perempuan dan desainer berbakat seperti Yuli Hastuti sehigga bergerak membantu agar usahanya berkembang hingga juga dikenal publik mancanegara.
Penyelenggara event Ecoprint Fashion Trend itu, Wiks Soemitro mengatakan ajang ini sekaligus jadi momen kebangkitan event penunjang sektor wisata di Yogya yanng telah lama redup akibat pandemi.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Yazid mengatakan ajang ini untuk membangkitkan industri kreatif khususnya bidang fashion agar lebih cepat bangkit pasca pandemi.
PRIBADI WICAKSONO